BANDA ACEH - Country Director Helen Keller Internasional (HKI), Silvana Faillace, mengatakan Aceh akan menjadi daerah percontohan pendidikan inklusi (pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus) di Sumatera.
“Aceh kita harapkan bisa menjadi contoh bagi daerah-daerah lain di Pulau Sumatera, dalam pengembangan pendidikan inklusi. Karena itu saya akan datangkan banyak guru ke mari untuk belajar dan melihat langsung bagaimana sistem penerapan pendidikan inklusi yang dilakukan di sini,” kata Silvana, hari ini.
Silvana menyebutkan, di Indonesia baru ada empat provinsi yang melaksanakan program Opportunities for Vulnerable Children (OVC) yang dibiayai oleh USAID, yang menerapkan pendidikan inklusi. Yakni DKI Jakarta, Aceh, Sulawesi Selatan, dan Jawa Tengah.
“Di Aceh, HKI dan USAID sudah mengembangkan 30 sekolah model pendidikan inklusi di delapan kab/kota. Yaitu Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Lhokseumawe, dan Simeulue,” sebutnya.
Untuk pendukung dari kebijakan penerapan pendidikan inklusi di Aceh, kata Silvana, juga telah lahir qanun yang mendukung kebijakan pelaksanaan pendidikan inklusi tersebut.
Yaitu Qanun Nomor 5 Tahun 2008 dan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Aceh tentang Guru Bimbingan Khusus, serta penunjukan SLB dan nama-nama sekolah penyelenggara pendidikan inklusi.
“Karena itu saya katakan, Aceh pantas dijadikan daerah percontohan bagi pendidikan inklusi di Sumatera,” ucap Silvana.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar