Tiga Komponen Pendidikan Harus Berhasil

18.13 / Diposting oleh Bb /

[KUPANG] Chief Executive Officer The Lippo Group Companies James T Riady berpendapat, tiga komponen pendidikan yakni pendidikan di lingkungan keluarga, masyarakat dan gereja harus berhasil agar dapat melanjutkan kemajuan dunia. Sebab, meskipun berbagai kemajuan di bidang politik, sosial dan ekonomi serta ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi dunia sedang menuju kemunduran di berbagai bidang.

Hal tersebut dikemukakan James T Riady dalam seminar bertajuk Pendidikan, Guru dan Transformasi Bangsa di Kupang, Selasa (8/2) petang. Seminar itu yang dihadiri lebih dari 1.500 peserta yang terdiri dari siswa SLTA dan guru-guru serta orang tua murid se-NTT, dibuka Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) Nusa Tenggara Timur (NTT) Thobias Uly mewakili Gubernur NTT Frans Lebu Raya. Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Eben Nuban Timo yang bertindak sebagai moderator didampingi Ketua Kadin NTT Mech Saba. Hadir pula Presiden Lippo Group Theo L Sambuaga.

Dikatakan, tingginya angka perceraian di seluruh dunia dan masalah immoralitas menyebabkan kondisi keluarga sangat lemah sekali. Lebih dari 52 persen pasangan menikah dan hidup serangjang lebih dari 10 tahun kemudian bercerai. Sehingga melemahkan kondisi keluarga. Padahal, anak sebagai generasi bangsa, belajar segala sesuatu dari keluarganya. Demikian pula di bidang pendidikan, sebagian besar sekolah justru dikuasai industri yang mendidikan anak untuk siap bekerja, tetapi tidak didukung pendidikan moral dan etika.

Menurut James Riady, saat ini lembaga gereja sebagai pusat pendidikan rohani umumnya juga lemah karena mulai mengarah ke arah liberalisme. Berbagai ajaran rohani yang diberikan pun sangat dangkal, sehingga memperlemah pendidikan generasi bangsa itu sendiri. Sementara sistim pendidikan yang diatur pemerintah tanpa didukung pendidikan moral dan etika, menyebabkan generasi yang dikuasai industri. Diperlukan transformasi di bidang pendidikan yang dapat memberi jawaban terhadap berbagai persoalan dunia.

Disebutkan, bagi setiap orang Kristen, anak-anak merupakan pemberian Tuhan. Karena itu sekolah Kristen dan guru-guru Kristen bertanggung jawab untuk membawa kembali anak-anak itu kepada Tuhan dan dapat menjawab berbagai tantangan di berbagai bidang. Untuk itu, dibutuhkan sekolah dan guru Kristen sejati dengan talenta dan panggilannya untuk mendidik generasi ini supaya maju dan untuk kemuliaan Tuhan.

Yayasan Universitas Pelita Harapan Jakarta, tambahnya, memberikan kesempatan bagi 50 orang putra-putri NTT yang memiliki talenta dan terpanggil untuk menjadi guru untuk dididik secara khusus dengan dukungan bea siswa untuk belajar di Teacher College Universitas Pelita Harapan Jakarta. Bila lolos seleksi penerimaan, akan dikirim untuk belajar selama 4 tahun di Jakarta dengan biaya sepenuhnya dari Yayasan Universitas Pelita Harapan.

Gubernur NTT Frans Leburaya dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kepala Dinas PPO NTT Thobias Uly mengatakan, pendidikan tidak lepas dari peran serta guru. Sehingga, guru dituntut menjawab setiap tantangan dan persoalan di bidang pendidikan, formal maupun non formal. Dengan demikian, dapat memberi dampak positif dalam pembangunan sumberdaya manusia ke arah transformasi bangsa yang lebih baik.

Dikatakan, perkembangan ilmu pengetahuan dan tekonologi dewasa ini berdampak positif dan negatif terhadap perubahan sosial masyarakat. Sehingga memerlukan perhatian serius dari berbagai kalangan, khususnya para guru yang berperan dalam mendidik generasi bangsa.

James T Riady dan Theo L Sambuaga bersama rombongan sebelumnya, sempat meninjau pekerjaan rehabilitasi Sekolah Dasar (SD) Kristen Lentera Harapan di Bonipoi dan SMP Kristen di Naikoten I. SD Lentera Harapan, merupakan empat SD GMIT yang dialihkelola Yayasan Universitas Pelita Harapan selama 12 tahun. Rombongan juga sempat meninjau Puskesmas Kota Kupang. [120]

0 komentar:

Posting Komentar